Buku Tamu


ShoutMix chat widget

01 September 2009

5 Tahapan Menjadi Manusia yang Kembali Fitrah ; Sukma Sejati (Bagian 2)

(Baca Lanjutan dari Posting Sebelumnya) di


3. Tahapan Ketiga

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui". (Q.S. Al Ankabut : 41)

Tibalah saatnya kita membuat "rumah" Sukma Sejati, membuat rumah yang fitrah (Manusia Fitrah).

Sudah sangat jelas sekali, dalam Surat Al-Ankabut ayat 41 bahwa rumah yang paling kuat (manusia yang sesuai fitrah) adalah yang menjadikan Allah sebagai pelindungnya.

Apa maksud dari Allah sebagai pelindung?

Tidak lain dan tidak bukan adalah Ihsan.

. . . .

Jadikanlah Allah sebagai pelindung dengan memiliki Prinsip Hidup Ihsan.

Ihsan adalah melihat Allah, jika tidak mampu melihat Allah, maka ingatlah sesungguhnya Allah melihat kita.

Rumah (yang terlihat) dari manusia yang sesuai fitrah, sukma sejati, adalah yang berprinsip bahwa :

*) segala sesuatu, berasal Dari Allah

*) segala sesuatu, kembali Ke Allah

*) segala sesuatu adalah Kehendak Allah ; Oleh Allah

*) segala sesuatu berada dalam Kekuasaan Allah ; Di Allah.

Menjadikan Allah sebagai pelindung adalah tahapan kita membangun sosok manusia yang sesuai fitrah, sosok sukma sejati adalah yang selalu berprinsip bahwa segala sesuatu adalah Dari Allah, Ke Allah, Oleh Allah, Di Allah.


4. Tahapan Ke-empat

"Dalam hati mereka ada penyakit, dan Allah menambah penyakitnya itu ; dan mereka mendapat Azab yang pedih, karena mereka berdusta". (Q.S. Al Baqoroh : 10)

Allah itu terserah kita.
Perhatikan Surat Al Baqoroh ayat 10.

Allah memberikan Azab, karena orang tersebut berdusta. Karena berdusta, Allah memberikan siksa. Berarti sebaliknya, karena patuh, Allah akan memberikan karunia.

Inilah tahapan keempat dari manusia yang sesuai fitrahnya, Sukma Sejati tidak pernah ragu.

Penyakit dalam hati yang digambarkan dalam Surat Al Baqoroh ayat 10 adalah Keragu-raguan. Manusia yang kembali ke fitrah, tidak pernah ragu-ragu, karena Allah terserah kita, kalau kita patuh ke Allah, maka Allah akan berikan kebaikan-kebaikan kepada kita, kalau kita ingkar ke Allah, maka Allah akan berikan siksa yang pedih kepada kita.

Tinggal kitanya yang pilih, ingin siksa atau karunia?

Manusia yang kembali ke fitrah tidak pernah ragu untuk patuh kepada Allah. Sampai tingkatan ini, Sukma Sejati sudah sampai pada tingkatan yang kuat, fitrahnya sudah kuat, dia tidak pernah ragu, keyakinannya kepada Allah sudah mengakar kuat. Tidak ada penyakit di hatinya, tidak ada keraguan dalam hatinya. Inilah langkah ke-empat untuk menjadi manusia yang kembali fitrah.


5. Tahapan Kelima

". . . Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rohmat oleh Tuhanku . . ". (Q.S. Yusuf : 53)

Jika sudah di tahapan kelima ini, lengkap sudah manusia yang fitrah seutuhnya, Sukma Sejati.

Keinginan Allah, itulah yang menjadi keinginan manusia yang sesuai fitrahnya.

Sukma Sejati adalah manusia yang menganggap semua tidak ada, yang ada hanya Allah swt.

Semua tidak ada, dia tidak anggap nafsu itu ada, keinginan (nafsu) nya semata-mata hanya karena keyakinan bahwa hanya Allah yang Ada.

Semuanya tidak Ada.
Semuanya Adam.
Hanya Allah yang Wujud.
Hanya Allah yang Ada.

Manusia seperti ini adalah manusia yang sesuai fitrahnya, Sukma Sejati.

Semuanya tidak Ada, yang Ada hanya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar