Buku Tamu


ShoutMix chat widget

23 September 2009

Kentut

Saat kentut, yang mana lebih tercium oleh hidung, kentut yang bersuara kencang atau yang bersuara kecil bahkan tidak bersuara sama sekali?

Tentu saja jawabannya adalah kentut yang

Saat kentut, yang mana lebih tercium oleh hidung, kentut yang bersuara kencang atau yang bersuara kecil bahkan tidak bersuara sama sekali?

Tentu saja jawabannya adalah kentut yang bahkan tidak bersuara sama sekali lah yang lebih tercium oleh hidung.

Setuju?

Lalu, kalau dikriteriakan jurus dalam bela diri manapun, jurus kentut mana yang lebih tinggi levelnya, apakah kentut yang bersuara kencang atau yang bersuara kecil bahkan tidak bersuara sama sekali?

Tentu saja jawabannya adalah kentut yang bahkan tidak bersuara sama sekali lah yang disebut sebagai jurus kentut level tertinggi.

:-)

ngomongin kentut, apa jadi gak nyium bau-bau aneh nih?

Yupz, bener banget, kentut itu serasa gak afdhol kalo ga kecium baunya. Makin kecium baunya, si pencium makin yakin kalo itu adalah kentut.

Ha.

Sebenernya mau ngomongin apa sih?

Jadi gini, kadang di keseharian kita nih, untuk menunjukkan EKSISTENSI DIRI, menunjukkan kalo kita tuh lebih -lebih kaya kek,lebih cakep kek, atau lebih pinter kek- sering dg cara 'berkoar-koar' atau nyaris ngumpulin semua orang cuma buat bilang, 'weh, gue kaya nih, gue pinter nih'. Padahal, kalo menurut ilmu kentut, orang yang begini masih masuk kategori yang rendah, 'ecek-ecek', ibaratnya dia tuh kayak kentut yang suaranya kenceng. Kita nyaris gak nyium apa-apa khan kalo kentut kenceng? Jadi, nyaris pula 'berkoar-koar' nya dia tuh gak ada efek sama sekali ke yg ngedengerinnya.

Belajar dari kentut, untuk menunjukkan eksistensi diri ternyata tidak perlu dengan 'suara yang lantang', karena yg terpenting adalah bagaimana 'bau' yang kita punya bisa kecium sama 'hidung' nya mereka.

Kalo 'bau' kita ibaratkan ilmu yang kita punya, dan 'hidung mereka' kita ibaratkan hati mereka, maka sebaiknya tiru lah cara kerja kentut jika ingin menunjukkan eksistensi diri.

Yang penting bukan suaranya, tapi 'bau' nya.

Whehehe... :)

Selengkapnya......

17 September 2009

KCB 2

KCB 2..
:)
nonton juga ternyata..
Dan lagi-lagi nontonnya di cirebon.

Ada hal menarik yang ingin saya tuliskan

disini.

Ketika nonton KCB 1, ulum masih belum diterima kuliah dimanapun, sosok Azam begitu memotivasi ulum belajar di perguruan tinggi.

Kini, ketika nonton KCB 2, ulum udah kuliah, ulum udah jadi mahasiswa.

Ulum kini dah jadi mahasiswa yang memulai segalanya kembali dari nol.

Ulum gak akan ngebahas tentang filmnya, silahkan saja nonton sendiri atau baca novelnya.

Yang jelas, itu film keren banget. Actingnya bagus. khas Indonesia banget deh latar masyarakatnya.

Selengkapnya......

16 September 2009

ULuM !! How are U Today ?!

Ulum emang anak Matem, tapi karena masuk Fakultas Pendidikan MIPA, jadi ya 'terpaksa' harus kuliah dulu IPA : kayak fisika, kimia, ma biologi.




Well. Sebenernya ulum ga terlalu ambil pusing sih, tapi masalahnya ulum bisa-bisa 'murtad' nih ke Fisika ato ke Biologi ato ke Kimia.

Ulum anak Matem, tapi pas kuliah Matem , dosennya -I mean my Professor- ga pernah dateng buat kuliah.

Ulum khan jadi 'melupakan' matematik secara pelan-pelan, hasilnya apa? Ulum cinta mati sekarang ma fisika.

Duh, walopun buku pegangannya teks inggris, tapi isinya keren abis. Beda deh ma buku-buku yang ditulis ma orang indonesia, yg ini lebih 'hidup', serasa ulum lagi ngobrol ma aristoteles, Galileo, Newton, Einstein.

Fyuhh..


Tapi tapi.. Tadi Profesor Matem ulum ngasih kuliah untuk kali yg pertama. Dan hasilnya apa??

Hati ulum bergelora pengen beli buku-buku pegangan Matematika karena Profesor berhasil 'menguliti' Matematika sampe ke lapisan terdalam kulitnya.

Keren sumpah !!

Jadi, apa kabarmu sekarang ULuM?

Kuliah,
Baca,
Kuliah,
Tugas,
Kuliah lagi,

dan..

Oia.. Ulum Kangen SMANSA.

SMANSA kangen gak yah ke uLuM?
Selengkapnya......

07 September 2009

Sudah Sesuai SKS-kah HARI INI ??

Agenda hari-hariku 6 bulan ke depan, yang mau ngajak saya kegiatan-kegiatan, mungkin saya akan mengabulkannya nanti, setidaknya setelah lewat semester pertama.

Ini nih agenda hariannya.


[] AHAD
06.00-07.00 Tugas Penjasor
19.30-20.30 Baca Bahasa Inggris

[] SENIN
05.00-06.00 Baca Biologi Umum
08.00-09.00 Baca Biologi Umum
09.30-12.00 Kuliah Biologi Umum
13.00-16.00 Tugas Biologi Umum
19.30-20.30 Tugas Fisika Umum

[] SELASA
05.00-06.00 Tugas Kimia Umum
07.00-10.00 Baca Fisika Umum
11.00-12.00 Tugas Bahasa Inggris
13.00-15.30 Kuliah Fisika Umum
19.30-21.30 Tugas Fisika Umum

[] RABU
05.00-06.00 Baca Bahasa Inggris
08.40-10.20 Kuliah Bahasa Inggris
10.45-12.15 Baca Matematika Dasar
13.00-14.30 Baca Matematika Dasar
15.30-18.00 Kuliah Matematika Dasar
19.30-21.00 Tugas Matematika Dasar

[] KAMIS
05.00-07.00 Baca Landasan Pendidikan
08.00-09.00 Baca Kimia Umum
09.30-12.00 Kuliah Kimia Umum
13.00-15.00 Baca Kimia Umum
16.00-17.30 Badminton
19.30-21.00 Tugas Kimia Umum

[] JUM'AT
07.00-08.40 Kuliah Penjasor
09.00-10.00 Tugas Bahasa Inggris
13.00-14.40 Kuliah Landasan Pendidikan
16.00-17.00 Tugas Landasan Pendidikan
19.30-20.30 Tugas Landasan Pendidikan

[] SABTU
05.00-06.30 Tugas Matematika Dasar
08.00-09.00 Baca Biologi Umum


Waktu luang di hari Sabtu dan Ahad itu adalah untuk :
- perhatian ke orang tua dan keluarga
- dikit-dikit hafalin ayat Qur'an
- buat ngeblog juga
- buat baca-baca buku lain selain mata kuliah
- buat ngerefresh jiwa aja pokoknya
Selengkapnya......

06 September 2009

Saran dari Juara Olimpiade Internasional dan Jawaban dari Bapakku

Boleh jadi hari Sabtu kemarin adalah hari yang menentukan saya ke depan.

Setelah pemikiran yang panjang, nyaris debat antara yang "Jago Akademik" dengan yang "Jago Organisasi" gara-gara pertanyaan saya,

Boleh jadi hari Sabtu kemarin adalah hari yang menentukan saya ke depan.

Setelah pemikiran yang panjang, nyaris debat antara yang "Jago Akademik" dengan yang "Jago Organisasi" gara-gara pertanyaan saya, setelah bertanya kepada 3 pembimbing, akhirnya saya putuskan untuk menjadi academiasentris, mahasiswa yang gila akademik !

Awal pertanyaan saya begini,

- Mantan Ketua BEM FPMIPA dan sekarang menjadi Pengurus Inti BEM REMA UPI mengatakan dengan berorganisasi kita akan mendapatkan jaringan yang luas (mudah mencari kerja).

- Mahasiswa UPI pertama yang mengikuti Olimpiade Matematika Internasional dan meraih Perunggu di Isfahan, Iran dan mendapatkan Bea Siswa Study di Belanda mengatakan jika mahasiswa benar-benar mengikuti aturan SKS, maka nilai A sudah di tangan dan tidak akan ada waktu lain kecuali untuk kuliah.


Maka pertanyaan saya ke Ketua BEM,
"Jika saya ikut organisasi, adakah jaminan tidak akan mengganggu SKS dan akademik saya?"

Dan pertanyaan saya ke Peraih medali perunggu Olimpiade Matematika Internasional,
"Adakah cara lain memperoleh jaringan yang luas selain ikut organisasi agar tetap fokus ke akademik".


Jawaban dari Ketua BEM,
"Belajar itu tidak harus butuh waktu lama, tapi yang penting memahaminya bukan banyak waktu belajarnya, jadi tergantung orangnya".

Pengurus BEM lain mengajak perang ideologi dengan saya dengan mengatakan begini,
"Berorganisasi itu jangan berpikir apa yang kita dapat dari organisasi, tapi Apa yang sudah kita berikan untuk organisasi !!"

(kalau itu sesi debat antara saya dan dia, saya berani adu argumen, tapi sesinya tanya jawab, jadi biarkanlah)

Jawaban dari Juara Olimpiade Matematika Internasional,
"Idealnya memang akademik jago, organisasi jago, silahkan berorganisasi tapi jangan mengganggu akademik, pengalaman saya kalau belajar sesuai SKS, nyaris tidak ada waktu untuk hal-hal lain, jaringan saya mungkin tidak luas di dunia nyata, tapi saya bangun jaringan luas di dunia maya, hobi saya ngeblog, ambil saja satu, saya kenal dengan pimred harian kompas, walaupun belum pernah bertatap muka, jadi ada banyak cara memperoleh jaringan luas selain dengan aktif di organisasi".


Sore hari, waktunya sekarang untuk bertanya kepada 3 pembimbing saya selama ini,
- Bapakku (I Love You Dad !!)
- Mrs. Rika
- Buku


Saya bertanya begini,

Apakah keliru jika asep berpikir,
"ilmu organisasi udah asep dapat di SMA, di kuliah asep ga akan ikut organisasi krena sekarang asep mau total ke akademik, waktu yg ada mau asep pakai untuk faham total semua mata kuliah".

Jawaban Bu Rika,
"Gak keliru, hanya tidak ada salahnya gabung-gabung komunitas, berorganisasi tidak harus jadi pengurus khan?".


Jawaban Bapa,
"Gak keliru, prinsipnya Adil dan Tertib, artinya : gunakan waktu sesuai dengan porsi dan posisinya".


Dan jawaban dari Buku Kiat Islami Meraih Prestasi,
halaman yang secara asal saya buka dan ternyata jawabannya ada, di halaman itu tertulis,
"Ali Kw. Berkata, ilmu lebih mulia daripada harta, ilmu akan menjagamu, tapi harta justru kamu yang menjaga harta".

Dasar buku, nyindir aja, dia tau kalau saya cari jaringan itu biar gampang cari kerja, cari uang, hehe.


Oke deh !
Pegangan sudah ada.

Selanjutnya adalah menggabungkan saran dari juara olimpiade dan jawaban dari bapa, saya mau liat kalau sesuai SKS, berapa porsi waktu saya untuk kuliah.

Semester ini 18 SKS.
1 SKS berarti
- 50 menit di kelas
- 60 menit mengerjakan tugas
- 60 menit membaca buku-buku referensi.

Dan, setelah membagi dalam 7 hari, saya tercengang,
dari hari Senin sampai Jumat, dari pukul 05.00 sampai 21.30 itu adalah porsi waktu belajar sesuai SKS (setelah dipotong untuk sholat dan mandi), bahkan itu tidak cukup dan memakai waktu di hari Sabtu dan Ahad. Waw !!

Sekarang harus patuh ke Bapa, "Sesuai Porsi Waktu", dan porsi waktu hari Senin sampai Jumat dan sebagian di Sabtu dan Ahad adalah untuk kuliah saya,memang tidak ada waktu untuk lain-lain.

Mohon maaf Organisasi Mahasiswa, saya lebih memilih beraktifitas sesuai porsi waktu (like what my father said).

Selengkapnya......

01 September 2009

5 Tahapan Menjadi Manusia yang Kembali Fitrah ; Sukma Sejati (Bagian 2)

(Baca Lanjutan dari Posting Sebelumnya) di


3. Tahapan Ketiga

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui". (Q.S. Al Ankabut : 41)

Tibalah saatnya kita membuat "rumah" Sukma Sejati, membuat rumah yang fitrah (Manusia Fitrah).

Sudah sangat jelas sekali, dalam Surat Al-Ankabut ayat 41 bahwa rumah yang paling kuat (manusia yang sesuai fitrah) adalah yang menjadikan Allah sebagai pelindungnya.

Apa maksud dari Allah sebagai pelindung?

Tidak lain dan tidak bukan adalah Ihsan.

. . . .

Jadikanlah Allah sebagai pelindung dengan memiliki Prinsip Hidup Ihsan.

Ihsan adalah melihat Allah, jika tidak mampu melihat Allah, maka ingatlah sesungguhnya Allah melihat kita.

Rumah (yang terlihat) dari manusia yang sesuai fitrah, sukma sejati, adalah yang berprinsip bahwa :

*) segala sesuatu, berasal Dari Allah

*) segala sesuatu, kembali Ke Allah

*) segala sesuatu adalah Kehendak Allah ; Oleh Allah

*) segala sesuatu berada dalam Kekuasaan Allah ; Di Allah.

Menjadikan Allah sebagai pelindung adalah tahapan kita membangun sosok manusia yang sesuai fitrah, sosok sukma sejati adalah yang selalu berprinsip bahwa segala sesuatu adalah Dari Allah, Ke Allah, Oleh Allah, Di Allah.


4. Tahapan Ke-empat

"Dalam hati mereka ada penyakit, dan Allah menambah penyakitnya itu ; dan mereka mendapat Azab yang pedih, karena mereka berdusta". (Q.S. Al Baqoroh : 10)

Allah itu terserah kita.
Perhatikan Surat Al Baqoroh ayat 10.

Allah memberikan Azab, karena orang tersebut berdusta. Karena berdusta, Allah memberikan siksa. Berarti sebaliknya, karena patuh, Allah akan memberikan karunia.

Inilah tahapan keempat dari manusia yang sesuai fitrahnya, Sukma Sejati tidak pernah ragu.

Penyakit dalam hati yang digambarkan dalam Surat Al Baqoroh ayat 10 adalah Keragu-raguan. Manusia yang kembali ke fitrah, tidak pernah ragu-ragu, karena Allah terserah kita, kalau kita patuh ke Allah, maka Allah akan berikan kebaikan-kebaikan kepada kita, kalau kita ingkar ke Allah, maka Allah akan berikan siksa yang pedih kepada kita.

Tinggal kitanya yang pilih, ingin siksa atau karunia?

Manusia yang kembali ke fitrah tidak pernah ragu untuk patuh kepada Allah. Sampai tingkatan ini, Sukma Sejati sudah sampai pada tingkatan yang kuat, fitrahnya sudah kuat, dia tidak pernah ragu, keyakinannya kepada Allah sudah mengakar kuat. Tidak ada penyakit di hatinya, tidak ada keraguan dalam hatinya. Inilah langkah ke-empat untuk menjadi manusia yang kembali fitrah.


5. Tahapan Kelima

". . . Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rohmat oleh Tuhanku . . ". (Q.S. Yusuf : 53)

Jika sudah di tahapan kelima ini, lengkap sudah manusia yang fitrah seutuhnya, Sukma Sejati.

Keinginan Allah, itulah yang menjadi keinginan manusia yang sesuai fitrahnya.

Sukma Sejati adalah manusia yang menganggap semua tidak ada, yang ada hanya Allah swt.

Semua tidak ada, dia tidak anggap nafsu itu ada, keinginan (nafsu) nya semata-mata hanya karena keyakinan bahwa hanya Allah yang Ada.

Semuanya tidak Ada.
Semuanya Adam.
Hanya Allah yang Wujud.
Hanya Allah yang Ada.

Manusia seperti ini adalah manusia yang sesuai fitrahnya, Sukma Sejati.

Semuanya tidak Ada, yang Ada hanya Allah.
Selengkapnya......

5 Tahap Menjadi Manusia yang Kembali Fitrah ; Sukma Sejati (Bagian 1)

(uLasan ini tidak ada di buku-buku lho, uLuM gak copy paste tulisan yang ada di buku, 5 tahap ini murni uLuM yang buat, 5 tahap ini murni uLuM yang nyusun.
Oke Lha, uLuM terinspirasi dari pemikiran-pemikiran Sukma Sejati (karena uLuM juga anggota Sukma Sejati), tapi, di Sukma Sejati belum disusun tahapan-tahapan menjadi manusia yang fitrah, apalagi jumlah tahapannya, trus ayat-ayat Al Quran yang uLuM pake juga bukan dapet saat Kajian Sukma Sejati.
Tapi uLuM anggota SS koq, anggota Sukma Sejati..He..)


Bismillah..



Bismillahirrohmaanirrohiim... :)

Dalam suasana romadhon, sudah mafhum kita semua tahu bahwa ketika Idul Fitri, pasca shaum romadhon, kita akan kembali menjadi manusia yang sesuai dengan fitrah (Sukma Sejati).

Pertanyaannya,

apakah setiap orang yang shaum romadhon -tidak terkecuali- akan kembali menjadi manusia yang sesuai fitrah?

Ataukah maksudnya adalah, dari shaum romadhon kita dapat memetik pelajaran untuk bisa menjadi manusia yang sesuai fitrahnya?

Saya cenderung ke pertanyaan yang kedua. Mengapa? Karena apabila bisa menjawab pertanyaan yang kedua, manusia akan kembali ke fitrahnya tidak hanya pada saat Idul Fitri saja, tapi di setiap harinya dia akan menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya.

Apabila cenderung ke pertanyaan yang pertama, itu artinya manusia tersebut hanya kembali kepada fitrahnya pada saat Idul Fitri saja, dan setelah melewati hari demi hari, dia akan kembali jauh dari fitrahnya sebagai manusia.

Inilah tema ulasan hari ini, yaitu :
Menjadi Manusia yang Sesuai Fitrah, Tidak Hanya Saat Idul Fitri.

(jangan bayangin ULuM lagi orasi berapi-api di depan umum ya? Bayanginnya uLuM Lagi duduk lesehan trus dikelilingi orang-orang yang pengen denger ulasan uLuM, juga sambil lesehan)

He.. :)


Ada 5 Tahap untuk menjadi Manusia yang Sesuai dengan Fitrahnya (Sukma Sejati).

(uLasan ini tidak ada di buku-buku lho, uLuM gak copy paste tulisan yang ada di buku, 5 tahap ini murni uLuM yang buat, 5 tahap ini murni uLuM yang nyusun.
Oke Lha, uLuM terinspirasi dari pemikiran-pemikiran Sukma Sejati (karena uLuM juga anggota Sukma Sejati), tapi, di Sukma Sejati belum disusun tahapan-tahapan menjadi manusia yang fitrah, apalagi jumlah tahapannya, trus ayat-ayat Al Quran yang uLuM pake juga bukan dapet saat Kajian Sukma Sejati.
Tapi uLuM anggota SS koq, anggota Sukma Sejati..He..)


Bismillah..
Bandung, 10 Romadhon 1430 H, 31 Agustus 2009 M.


Lima Tahapan Menjadi Sukma Sejati ; Manusia yang Sesuai dengan Fitrahnya.


1. Tahapan Pertama

"Wahai Orang-Orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa..." (Q.S. Al Hujurot : 12)

Berprasangka baiklah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Ini adalah Langkah paling dasar untuk menjadi Sukma Sejati, untuk menjadi manusia yang sesuai dengan fitrah.

Langkah awal ini penting, karena ibarat akan mendirikan sebuah bangunan, Langkah ini adalah proses membersihkan. Lahan dari tempat yang akan kita bangun, haru kita bersihkan terlebih dahulu, kita ratakan terlebih dahulu. Jika ada sisa-sisa bangunan lain, kita hancurkan puing-puing itu di langkah awal ini.

Langkah pembersihan menjadi manusia yang sesuai fitrah,dengan cara selalu berprasangka baik kepada Allah.


2. Tahapan Kedua

"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur". (Q.S. Al Mu'minun : 78)

Langkah kedua, untuk menjadi Sukma Sejati adalah dengan BERSIKAP BIASA.

Perhatikan ayat 78 Surat Al Mu'minun.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah-lah yang telah menciptakan berbagai kenikmatan bagi kita (pendengaran, penglihatan, hati nurani), kita akan disebut sebagai orang yang sedikit bersyukur jika kita lupa siapa yang menciptakan semua kenikmatan.

Sebagai contoh, kita diberi sepatu oleh seseorang dan kita bahagia karena sepatu itu berguna bagi kita, saking bahagianya, kita sampai lupa kepada dia yang telah memberikan sepatu, karena terlalu berlebihan bahagianya, yang kita ingat hanyalah sepatunya saja. Dalam ayat ini menerangkan, dengan mengakui segala nikmat yang kita dapat adalah dari Allah, juga dengan mengingat Allah sebagai Pemberi Nikmat (bukan mengingat-ingat benda nikmatnya), itulah orang-orang yang banyak bersyukur.

Jika ada dua orang, si A dan si B.

Si A mengakui, "Saya bersyukur dapat hadiah mobil".

Si B mengakui, "Saya bersyukur Allah memberikan saya mobil".

Menurut ayat ini, si B termasuk kategori orang yang banyak bersyukur, karena dia ingat dan dia akui bahwa segala sesuatu adalah dari Allah.

Sementara si A termasuk kategori orang yang sedikit bersyukur (karena yang dia ingat hanya bendanya -mobil- saja).

Di sinilah perlunya BERSIKAP BIASA (Tahapan Kedua)

Terlalu bahagia dengan nikmat, akan membuat kita lupa kepada Allah (Yang Memberi Nikmat). Maka, bersikaplah biasa ketika memperoleh nikmat.

Sebaliknya, terlalu sedih dengan musibah yang menimpa, juga akan membuat kita lupa kepada Allah. Maka, bersikaplah biasa ketika tertimpa musibah.

Langkah kedua ini, ibarat pondasi bangunan Sukma Sejati, pondasi manusia yang fitrah. Semakin kuat pondasinya, semakin kuat pula bangunannya.

Jadikanlah Bersikap Biasa sebagai Pondasi Kuat Manusia Fitrah. Sukma Sejati.


(bersambung . . .)
Selengkapnya......