Buku Tamu


ShoutMix chat widget

01 September 2009

5 Tahap Menjadi Manusia yang Kembali Fitrah ; Sukma Sejati (Bagian 1)

(uLasan ini tidak ada di buku-buku lho, uLuM gak copy paste tulisan yang ada di buku, 5 tahap ini murni uLuM yang buat, 5 tahap ini murni uLuM yang nyusun.
Oke Lha, uLuM terinspirasi dari pemikiran-pemikiran Sukma Sejati (karena uLuM juga anggota Sukma Sejati), tapi, di Sukma Sejati belum disusun tahapan-tahapan menjadi manusia yang fitrah, apalagi jumlah tahapannya, trus ayat-ayat Al Quran yang uLuM pake juga bukan dapet saat Kajian Sukma Sejati.
Tapi uLuM anggota SS koq, anggota Sukma Sejati..He..)


Bismillah..



Bismillahirrohmaanirrohiim... :)

Dalam suasana romadhon, sudah mafhum kita semua tahu bahwa ketika Idul Fitri, pasca shaum romadhon, kita akan kembali menjadi manusia yang sesuai dengan fitrah (Sukma Sejati).

Pertanyaannya,

apakah setiap orang yang shaum romadhon -tidak terkecuali- akan kembali menjadi manusia yang sesuai fitrah?

Ataukah maksudnya adalah, dari shaum romadhon kita dapat memetik pelajaran untuk bisa menjadi manusia yang sesuai fitrahnya?

Saya cenderung ke pertanyaan yang kedua. Mengapa? Karena apabila bisa menjawab pertanyaan yang kedua, manusia akan kembali ke fitrahnya tidak hanya pada saat Idul Fitri saja, tapi di setiap harinya dia akan menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya.

Apabila cenderung ke pertanyaan yang pertama, itu artinya manusia tersebut hanya kembali kepada fitrahnya pada saat Idul Fitri saja, dan setelah melewati hari demi hari, dia akan kembali jauh dari fitrahnya sebagai manusia.

Inilah tema ulasan hari ini, yaitu :
Menjadi Manusia yang Sesuai Fitrah, Tidak Hanya Saat Idul Fitri.

(jangan bayangin ULuM lagi orasi berapi-api di depan umum ya? Bayanginnya uLuM Lagi duduk lesehan trus dikelilingi orang-orang yang pengen denger ulasan uLuM, juga sambil lesehan)

He.. :)


Ada 5 Tahap untuk menjadi Manusia yang Sesuai dengan Fitrahnya (Sukma Sejati).

(uLasan ini tidak ada di buku-buku lho, uLuM gak copy paste tulisan yang ada di buku, 5 tahap ini murni uLuM yang buat, 5 tahap ini murni uLuM yang nyusun.
Oke Lha, uLuM terinspirasi dari pemikiran-pemikiran Sukma Sejati (karena uLuM juga anggota Sukma Sejati), tapi, di Sukma Sejati belum disusun tahapan-tahapan menjadi manusia yang fitrah, apalagi jumlah tahapannya, trus ayat-ayat Al Quran yang uLuM pake juga bukan dapet saat Kajian Sukma Sejati.
Tapi uLuM anggota SS koq, anggota Sukma Sejati..He..)


Bismillah..
Bandung, 10 Romadhon 1430 H, 31 Agustus 2009 M.


Lima Tahapan Menjadi Sukma Sejati ; Manusia yang Sesuai dengan Fitrahnya.


1. Tahapan Pertama

"Wahai Orang-Orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa..." (Q.S. Al Hujurot : 12)

Berprasangka baiklah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Ini adalah Langkah paling dasar untuk menjadi Sukma Sejati, untuk menjadi manusia yang sesuai dengan fitrah.

Langkah awal ini penting, karena ibarat akan mendirikan sebuah bangunan, Langkah ini adalah proses membersihkan. Lahan dari tempat yang akan kita bangun, haru kita bersihkan terlebih dahulu, kita ratakan terlebih dahulu. Jika ada sisa-sisa bangunan lain, kita hancurkan puing-puing itu di langkah awal ini.

Langkah pembersihan menjadi manusia yang sesuai fitrah,dengan cara selalu berprasangka baik kepada Allah.


2. Tahapan Kedua

"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur". (Q.S. Al Mu'minun : 78)

Langkah kedua, untuk menjadi Sukma Sejati adalah dengan BERSIKAP BIASA.

Perhatikan ayat 78 Surat Al Mu'minun.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah-lah yang telah menciptakan berbagai kenikmatan bagi kita (pendengaran, penglihatan, hati nurani), kita akan disebut sebagai orang yang sedikit bersyukur jika kita lupa siapa yang menciptakan semua kenikmatan.

Sebagai contoh, kita diberi sepatu oleh seseorang dan kita bahagia karena sepatu itu berguna bagi kita, saking bahagianya, kita sampai lupa kepada dia yang telah memberikan sepatu, karena terlalu berlebihan bahagianya, yang kita ingat hanyalah sepatunya saja. Dalam ayat ini menerangkan, dengan mengakui segala nikmat yang kita dapat adalah dari Allah, juga dengan mengingat Allah sebagai Pemberi Nikmat (bukan mengingat-ingat benda nikmatnya), itulah orang-orang yang banyak bersyukur.

Jika ada dua orang, si A dan si B.

Si A mengakui, "Saya bersyukur dapat hadiah mobil".

Si B mengakui, "Saya bersyukur Allah memberikan saya mobil".

Menurut ayat ini, si B termasuk kategori orang yang banyak bersyukur, karena dia ingat dan dia akui bahwa segala sesuatu adalah dari Allah.

Sementara si A termasuk kategori orang yang sedikit bersyukur (karena yang dia ingat hanya bendanya -mobil- saja).

Di sinilah perlunya BERSIKAP BIASA (Tahapan Kedua)

Terlalu bahagia dengan nikmat, akan membuat kita lupa kepada Allah (Yang Memberi Nikmat). Maka, bersikaplah biasa ketika memperoleh nikmat.

Sebaliknya, terlalu sedih dengan musibah yang menimpa, juga akan membuat kita lupa kepada Allah. Maka, bersikaplah biasa ketika tertimpa musibah.

Langkah kedua ini, ibarat pondasi bangunan Sukma Sejati, pondasi manusia yang fitrah. Semakin kuat pondasinya, semakin kuat pula bangunannya.

Jadikanlah Bersikap Biasa sebagai Pondasi Kuat Manusia Fitrah. Sukma Sejati.


(bersambung . . .)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar