Buku Tamu


ShoutMix chat widget

12 Mei 2009

Pojok Lain BTPI

Makan Komando :

Dalam Tiga Menit, semua makanan yang ada di atas meja harus habis. 1 meja 10 orang. Makanan punya siapapun, tidak peduli, yang penting jangan ada makanan setelah 3 menit. Danton Y. Amarta yang memimpin Makan Komando. Selalu tegas, tapi lucu, dia kocak dalam ketegasannya.


Sebelum mengikuti kegiatan BTPI, saya adalah orang yang tidak percaya dengan ungkapan, "untuk merubah dunia, rubahlah diri sendiri terlebih dahulu, rubahlah dari hal-hal yang kecil". Aku tidak percaya, karena hari-hariku selalu kuisi dengan tujuan atau cita-cita yang tinggi, bahkan mungkin terlampau tinggi. Dan aku pikir, untuk hal-hal yang besar (merubah dunia), diperlukan usaha yang besar, bukan hal yang kecil (merubah diri sendiri).

Tapi, saat mengikuti BTPI, sejak awal, aku sudah sadar, aku hanya kelas X, dua peserta lainnya yang berasal dari sekolahku, SMAN1Subang adalah pemimpin-pemimpinku, apalagi merekapun kelas XI. Ditambah satu peserta lagi yang mewakili Subang, dia adalah seorang yang hafal qur'an. Ini membuatku tidak lagi berangan-angan terlalu tinggi (seperti hari-hariku sebelumnya). Tidak pula terbersit ingin menjadi peserta terbaik. Aku hanya menjadi diriku sendiri, dan bertekad membina Iman dan Taqwa setelah kegiatan ini. Apalagi aku harus dicampur (dalam 1 grup) dengan peserta dari sekolah dan daerah yang berbeda, ini semakin membuatku tidak berkeinginan sama sekali untuk membuat hal-hal yang luar biasa di kegiatan ini.

Tapi, justru aku yang ditunjuk dan terpilih menjadi ketua di reguku (Regu Tiang Agung:Regu Terbaik di kegiatan ini). Hanya akulah satu-satunya peserta dari Subang yang menjadi ketua regu.

Jujur saja, aku yang paling pendek, dan mungkin yang paling muda di reguku saat itu, dan di sela-sela rehat, aku selalu kabari orang tuaku di rumah dan mohon doa restu mereka.

Walaupun aku menjadi ketua, aku tidak pernah menganggap teman-teman satu reguku adalah orang yang bisa kusuruh-suruh. Selagi aku masih bisa melakukannya, maka akan kulakukan sendiri, tanpa memohon bantuan. Tapi sungguh aneh, setiap kali ada perkumpulan regu, reguku selalu kompak, semuanya hadir tepat waktu, sementara regu yang lain, menurut salah seorang peserta, amat sulit untuk diatur.

Selama out bond di Pulau Untung Jawa, aku sebagai ketua, tidak pernah memaksakan kehendak, meskipun sebenarnya dibutuhkan strategi yang efisien untuk menjadi yang tercepat di out bond ini. Aku hanya mengobarkan semangat mereka, sama sekali tidak pernah terpikir untuk menjadi regu yang tercepat dalam out bond (justru aku merasa ketika itu regu kami lah yang lambat).

Tapi, sebenarnya aku punya strategi yang tidak aku ceritakan ke teman-teman di reguku. Saat detik pertama out bond dimulai, aku yang berlari sebisa mungkin berpikir games mana yang harus pertama grup kami selesaikan. Jika terlambat datang ke tempat games, akibatnya harus menunggu regu lain menyelesaikan games, tapi jika tidak tepat dalam menentukan games mana yang harus diselesaikan, reguku bisa-bisa keburu patah semangat di awal-awal.

Sambil berlari di atas pasir, seketika kuputuskan untuk menuju ke tempat "Trust Fall", aku sempat beradu lari dengan regu lain untuk menjadi yang tercepat ke tempat games itu, dan aku yang pertama sampai, teman-teman reguku pun segera berlari menuju kemana arah lari ketua regu mereka.

Sebenarnya, ketika berlari aku berpikir, dalam pertandingan berkelompok, modal yang dibutuhkan adalah saling percaya, maka aku pilih Trust Fall untuk games pertama, dan aku sendirilah yang menjatuhkan diri dari ketinggian, agar mereka percaya sepenuhnya antar satu dengan yang lainnya setelah melihat betapa dengan tidak ragu-ragunya aku jatuh. Seolah-olah, jatuhku mengatakan, "I Trust You all".

Rupanya, strategiku efektif, setelah mereka melihat begitu tenangnya aku jatuh dan sangat mempercayai mereka, setelah games pertama, games berikutnya kami lalui dengan cepat, dan menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan 9 games di Out Bond ini.

Inilah yang membuatku yakin, dan kini aku percaya bahwa memang, untuk meraih hal-hal yang besar, haruslah dilalui dari proses yang kecil, namun tulus dilakukan dan tidak mengharapkan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar